Dalam posisi duduk bersila, saya perhatikan kuku di sepuluh jari tangan saya yang baru saja digunting di siang harinya. Bersih. Rapi. Kedua mata saya tidak menangkap adanya bintik putih di kuku tangan saya. Jika saja apa yang saya lakukan ini terjadi di masa kecil, maka pikiran saya akan mengatakan bahwa tak ada orang yang menyayangi ataupun membenci diri saya.
Mitos. Yup. Itu hanya mitos yang pernah saya dengar di masa lalu. Mitos tersebut mengatakan, jika ada bintik putih di kuku jari tangan kanan, maka itu artinya ada orang yang sayang kepada kita. Sebaliknya, jika ada bintik putih di kuku jari tangan kiri, maka itu artinya ada orang yang sedang benci kepada kita.
Pernah saya mendengar bahwa munculnya bintik putih di kuku tangan terkait dengan kestabilan emosi atau hormon. Untuk membuktikan kebenaran informasi tersebut, saya melakukan pencarian di internet. Namun saya belum mendapatkan artikel yang mengaitkan antara bintik putih di kuku dengan kestabilan emosi atau hormon. Artikel yang saya temukan semuanya membahas tentang penyebab bintik putih di kuku yang diakibatkan karena trauma atau cedera ringan atau sedang pada kuku yang dikenal dengan sebutan leukonikia. Karena pertumbuhan kuku berlanjut dengan tempo yang lambat, maka terjadinya cedera tersebut tidak disadari. Namun demikian, jika hampir semua kuku menunjukkan ada titik atau garis putih, maka kemungkinan leukonychia ini berhubungan dengan kondisi lain yang lebih serius seperti anemia (kekurangan sel darah merah). Jika memang mengkhawatirkan tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
[QS. Ali Imran : 190-191]
Suatu ketika, di kantor tempat pertama kali saya bertugas sedang diadakan program kultum rutin setiap hari selepas pelaksanaan shalat zhuhur berjamaah. Kepala kantor, kepala seksi, dan beberapa pegawai mendapatkan tugas untuk menyampaikan kuliah tujuh menit (kultum) secara bergantian. Ketika tiba giliran saya untuk menyampaikan kultum, saya menggunakan ayat di atas sebagai pembuka.
Bermula dari soal bintik putih di kuku sebagai bagian dari tubuh, maka terbawalah beberapa bagian tubuh yang lain ke dalam pikiran saya. Gigi dan rambut.
Ada kesamaan dan perbedaan dari ketiga bagian tubuh tersebut.
Masing-masing dari kuku, gigi, dan rambut mengalami yang namanya pertumbuhan. Ada yang semula belum ada kemudian tumbuh mnjadi ada. Ada pula yang semula pendek kemudian tumbuh menjadi panjang.
Kuku yang kadang diibaratkan dengan
cinta seorang perempuan, selalu tumbuh memanjang. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. [wikipedia]
Untuk menjaga kerapihan, kebersihan, dan kesehatan, bagi kaum muslimin ada perintah untuk rutin mengguntingnya.
Dasarnya adalah hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan batasan waktu kepada kami untuk memotong kumis, memotong kuku, mencabuti bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, agar tidak dibiarkan lebih dari empat puluh hari.” (H.R. Muslim, Abu Daud, dan An-Nasa’i)
Begitu pula dengan rambut atau sering disebut bulu adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia, akan selalu tumbuh dan memanjang. Ada tiga fase pertumbuhan rambut, yaitu anagen (rambut secara aktif tumbuh dan dapat bertahan dua sampai enam tahun), catagen (pertumbuhan rambut akan berhenti), dan telogen (rambut akan rontok guna membuat jalan bagi rambut baru yang tumbuh).
Hal yang sama juga terjadi pada gigi.
Gigi mengalami pertumbuhan dari segi jumlah dan ukuran.
Di samping kesamaan karena ketiganya mengalami pertumbuhan, ada pula perbedaan yang mungkin bisa menjadi sebuah pemikiran tentang kuasa dan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pertumbuhan gigi tidak seperti pertumbuhan kuku dan rambut. Bayangkan, jika gigi tumbuh seperti tumbuhnya atau memanjangnya kuku dan rambut, betapa repotnya manusia yang harus memotong gigi-giginya agar tidak melukai bibir dan mulutnya. Bayangkan pula, alat apa yang akan digunakan untuk memotong gigi-gigi tersebut dan bagaimana rasanya jika hal tersebut dilakukan.
Bulu-bulu yang ada di tuuh manusia juga berbeda kecepatan tumbuhnya. Mungkin di antara semua bulu-bulu tersebut, rambut adalah yang paling cepat tumbuh. Sementara alis dan bulu mata tidak secepat pertumbuhan rambut. Bisakah anda membayangkan bagaimana repotnya manusia jika pertumbuhan bulu mata dan alis mata secepat pertumbuhan rambut?
Bukanlah manusia yang mengatur bagian mana yang harus tumbuh dan bagian mana yang harus berhenti tumbuh dari seluruh anggota atau bagian tubuhnya. Semuanya sudah ada yang mengatur dengan begitu cermatnya sehingga manusia tidak mengalami kesulitan dan kesusahan. Begitulah kuasa Allah Sang Maha Pencipta.
Wallaahu a’lam.